Kamu benar.
Tidak ada sayang yang semestinya diunggul-unggulkan. Sebatas rasa mengenai seberapa besar makhluk rapuh bernama manusia yang menjatuhkan hati pada manusia lain. Lalu merasa bahwa dirinya adalah sesama yang paling tahu kebahagiaan dari yang dia cintai. Padahal ego masih berharap memiliki namun ditahan-tahan demi kebahagiaan kekasihnya seperti lirik lagu masa kini.
Bagaimana jika kekasihmu memilih pergi?
Kamu adalah bukti hidup yang membuat mataku terbuka lebar, bahwa terkadang melepas pelukan adalah cara terbaik agar seseorang tetap bernafas. Dan menjaga jarak lebih jauh adalah jalan agar kamu tetap bisa melangkah. Kamu pria dewasa yang tahu benar bagaimana mengambil keputusan. Meski berkali-kali semua terlontar ketika kamu dibakar api amarah sementara aku adalah penyulutnya.
Kesalahan kecil yang aku lakukan berulang-ulang adalah hal yang tidak bisa ditoleransi. Bagaimana menjaga seseorang yang bahkan tidak bisa menjaga ucapannya sendiri?
Ketika kamu memutuskan pergi bukan berarti aku harus berhenti. Aku bisa saja terus berjalan meski tidak bersebelahan. Mungkin wujud sayang paling sederhana adalah doa. Tulus semestinya derma yang tidak perlu diumbar dan kebahagiaan bukan hal yang bisa dibuat dari sebuah kesepakatan menuruti kemauan.
Aku salah satu makhluk rapuh bernama manusia yang berharap kamu bahagia setelah sekian banyak manusia lain yang menyayangimu.
Comments
Post a Comment