Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2016

Barasukma (6)

Aku bukan pecinta yang baik. Aku mencintaimu dengan berantakan kadang-kadang. Aku pecemburu. Aku pemarah. Dan aku pembuat drama dari masalah-masalah sederhana. Aku berdusta. Itupun tanpa sengaja karena terlalu takut kamu dilanda amarah dan curiga. Namun aku lupa. Aku tidak pandai berdusta. Aku pantas dituduh semena-mena. Aku pantas mendapatkan label biadab. Tangisku pecah kemana-mana. Rasa bersalah, rasa takut kamu menyerah, dan harapan agar kamu tahu hal yang sebenarnya. Bahwa aku mencintaimu tanpa mendua. Aku mencintaimu tanpa berniat khianat sedikit saja. Samar-samar ada yang menggelitik nalar.   Cinta saja tidak cukup, Nona. Terlalu banyak rasa tanpa tindakan baik buat apa? Kamu benar, kamu bukan Tuhan yang tahu bagaimana hati dan pikiran manusia. Aku makin menangis sejadi-jadinya.   Tepat satu tahun ketika kita duduk berdua tak jauh dari taman budaya. Kamu berkata, kamu sudah lupa bagaimana rasanya jatuh cinta. Kamu m

Barasukma (5)

Sayang, apakah kau merasakan bahwa ratusan perempuan yang pernah merajam dalam benakmu membuat segalanya binasa ?  Terkadang aku merasa dulu kita sama-sama batu besar tanpa rongga. Hingga tiap cerita masa lalu memahat dan menjadikannya serpihan berserakan. Makin lama, makin terkikis, makin berlubang penuh luka. Apa yang tersisa dari serpihannya? Ujung runcing yang siap menancap pada jejak-jejak cerita. Ketika tanpa sengaja menancap tajam seperti sebuah sengatan sampai jantung dan pikiran dalam-dalam, kita saling mengutuk seolah mampu membuatnya utuh lagi. Harus apa dan bagaimana, sayang? Atau musti bendera putih yang salah satu dari kita kibarkan di bawah pepohonan belantara. Sementara satu yang lain tengah sibuk memenggal cabangnya karena ditinggalkan semena-mena. Pastikan ketika salah satu itu memutuskan berhenti, tidak akan ada sesal agar tak perlu mengejar satu yang lain yang terlanjur berjalan sendiri. Aku lelah, sayang. Aku l