Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Barasukma (21)

Aku rindu Ibu. Di sebuah taman, sekitar satu bulan lalu, aku menyapanya. Ia tak mendengar suaraku. Ia sedang sibuk mengerjakan laporannya. Aku tak melihat jelas wajahnya. Tapi aku sangat hafal suaranya yang lantang dan ia suka tertawa. Kalau Ayah, aku justru jarang berjumpa dengannya. Terakhir kami berkumpul di kamar. Pertama kali mengenaliku, Ibu menangis, mungkin saking terharunya. Sementara ayah jarang mengunjungiku setelahnya. Tidak dengan hari ini. Ayah datang menyapaku. Ia menanyakan kabarku, mengirim makanan, dan mengajakku bermain balon-balon berwarna merah. Tiba-tiba aku ditarik. Sakit sekali rasanya. Pertama kalinya aku melihat ibu dengan jelas. Kenapa ia tidak tertawa seperti biasanya? Ia memejamkan mata dan ayah duduk memegangiku serta balon-balon merah di sisinya. Lalu semuanya gelap. *** “Sudah keluar?” “Sudah.” “Biar aku yang kuburkan.” ***