Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2013

'BISA' sih, tapi 'MAU' nggak?

Kadang seseorang itu nggak sadar ada kekuatan dalam dirinya. Ini bukan soal superhero atau ilmu metafisika ya. Tapi gimana melawan rasa takutmu sendiri sampai kamu bener-bener harus nekat bahwa kamu pasti bisa lakuin itu. Sore hari, agak mendung “Mbak ini kok TV nya jadi burem?”, kata salah satu adik kembarku. “Coba ganti channelnya.” Klik klik klik. Beberapa kali dia mengganti channel. Tetap saja gambar di televisi itu buram. Mungkin antenanya gerak. Kemarin hujan deras mengguyur kota kami. Angin kencang juga sempat membuat rusak bangunan-bangunan di beberapa tempat. Mungkin angin itu juga yang membuat antena rumah kami bergeser sehingga gambar televisi kami buram. Dulu, saat ayah dirumah, beliau yang naik keatap lantai 3 untuk membenarkan antena. Sekarang ayah di luar kota. Sedangkan ibuku sudah cukup tua dan gemuk untuk memanjat ke atap, bisa jadi anak tangga rubuh diinjak oleh ibu. Haha (maaf bu :p). Aku juga tidak mungkin menyuruh adikku yang masih kecil itu. Daridu

Rindu Dering Telfon Ibu

Pernah nggak kamu bicara dengan seseorang lalu tiba-tiba terdiam. Kamu ingat seseorang yang begitu menyayangimu. Seseorang yang kadang kamu abaikan karena kesibukanmu. Yang dengan bahagia mengantar dan menyambut kedatanganmu kedunia. Kemudian ada sedikit rasa aneh di hati, bisa bahagia, sedih, terharu, bahkan marah dengan dirimu sendiri.Lalu kamu menangis dalam diam.  Aku pernah mengalaminya. Tentang anak yang kadang nggak sadar kalau ibunya bener-bener sayang sama dia. Waktu itu aku ada acara bareng suatu komunitas untuk outbound di luar kota. Acara itu mengharuskan aku menginap untuk 3 hari. Setelah sebelumnya aku mengalami kecelakaan lalu lintas yang tidak terlalu parah, hanya memar dan lecet di beberapa tempat. Sebelumnya biar aku cerita kondisi dirumah. Kami dirumah hanya berempat dan kesemuanya perempuan. Aku, Ibu, dan kedua adik kembarku yang masih berumur 13 tahun. Sementara Ayah bekerja di luar kota dan paling hanya bisa pulang 3 bulan sekali. Jadi dirumah ibu

Mengikis Karang Sundak

"Kita temenan aja.” Ikhlas itu harus, tapi rasa kangen mungkin tak akan bisa dipungkiri. Untuk apa mempertahankan orang yang bahkan berniat ingin pergi. Aku sudah berusaha menggenggam talinya, tapi ketika kamu terus berontak, telapakku lecet, perih, dan mungkin kini aku harus melepaskannya. Aku menatap kosong layar ponselku. Membaca deretan huruf dalam diam. Ada fotomu disana. Ada kalimat yang kamu tulis disana. Tentang kamu dan teman-teman perempuanmu. "Sudahlah. Untuk apa menunggu bbm orang yang bahkan tidak menyadari keberadaan kita.”. Aku memasukkan ponsel ke dalam saku dan kembali bekerja. Dulu, kamu pendonor semangat paling besar dalam hidupku. Sekarang, kamu hilang gitu aja. Ibarat kamu memegang cangkir, ketika tanganmu lelah, ya sudah letakkan saja. Dan kamu memutuskan meletakkan cangkir itu. Tanpa peduli aku ingin mempertahankannya tetap tergenggam. “Lagi dimana?.” Tiba-tiba saja kamu menelfon. “Lagi di tempat mbak. Ada apa?”. Aku menjawab gamang. “Oh ya