Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2015

Untuk Perempuan Yang (Pikirannya masih) Sedang Di Pelukan

"Jika yang suci selalu bening, maka tidak akan pernah ada kopi di antara kita." - Sujiwo Tedjo. Perempuan di depanku memandang kosong menembus kaca yang dibasahi bulir-bulir hujan di luar. Sudah berapa prosa yang di dalamnya terdapat adegan seseorang memandangi jendela? Nyatanya keheningan seolah menitip pesan untuk sepi pada setiap tatapan kosong yang pikirannya sedang dikembarakan. Sepi seperti telah menipuku dengan damai. Padahal aku menangkap jelas bagaimana sulitnya perempuan ini berdamai dengan lukanya sendiri. Tak pernah ada yang benar-benar baru, kan? B ahkan untuk sebuah harapan yang benar-benar tersembunyi pada palung hati sekalipun. Tebuat dari apa hati perempuan ini? Kenapa sulit sekali menerima kenyataan yang memang sering tak sesuai keinginan. Tiba-tiba meja di depan kami terasa begitu luas. Sampai aku tak bisa menjangkau perempuan yang sedihnya bisa membuatku kehilangan separuh nyawa agar bangun dari lamunannya. ”Kamu baik-baik saja?” tanyaku

Cikurai, 5 Maret 2015

Di tanjakan curam Cikuray, saya mendengar bagaimana jantung saya berdegup. Dalam hirupan dalam, saya merasakan bagaimana udara dingin memenuhi rongga paru-paru saya. Saya tahu rasanya mengaduh setelah terperosot ke bawah dan kulit saya terkoyak akar pohon. Lalu mau tak mau harus tetap berdiri dan jalan agar bisa sampai kemana tujuan. Baik puncak, atau rumah. Saya melihat dari atas. Melihat begitu kecilnya manusia-manusia di antara banyak kuasa Tuhan. Terlalu banyak alasan mengapa saya begitu mencintai gunung. Alasan tentang bagaimana alam menyimpan rahasia kepedulian dan kemarahan yang bisa setiap saat dia tunjukkan. Alasan tentang mengapa saya, dan semua yang pernah jatuh harus bangkit dari keterpurukan. Saya tidak menyesal pernah membangun cinta bersama kamu, bersama kamu yang meretak-ambrukkannya tanpa sisa. 2 malam saya menangis sejadi-jadinya, lalu bercerita sebosan-bosannya. Sampai beberapa kawan berkata "Segeralah jatuh cinta (lagi)". Saya bukan orang yang mam