Perempuan itu pernah menahan marah. Beberapa orang terhanyut dalam skenario cerita kehidupan pribadinya yang justru mereka buat sendiri. Apa harus menuturkan alasan mengakhiri sebuah hubungan sebelum mulai mengenal pria baru lagi?
Dia dihujat. Dia dicaci. Hanya karena dekat dengan pria lalu dengan mudah pergi. Dianggap tukang mempermainkan, tak pernah serius hingga mementingkan perasaan sendiri. Sekali lagi dia hanya menahan marah dengan opini brengsek dari orang-orang yang tidak tahu pasti.
Mereka tidak mengerti, seberapa sering dia menangis sesenggukan mendapati riwayat jelajah dari ponsel seorang laki-laki. Bukan perkara seorang selingkuhan atau permainan hati. Melainkan tubuh-tubuh molek dari dalam layar itu dibiarkan tertangkap kamera perekam dengan serangkaian adegan ranjang. Hampir tiap hari dilihat dan mungkin tidak terhitung jari. Perempuan itu masih tak bisa menganalisa logika seorang laki-laki. Bagaimana bisa meliarkan imajinasi pada ratusan video demi kepuasan onani.
Dia pergi. Si pria merasa terbuang. Lantas siapa yang tersakiti?
*****
Perempuan itu dulunya 'anak ayah'. Begitu pandangan keluarga besar lantaran kasih sayang dan finansial yang dia butuhkan selalu tercukupi
Di usianya yang ke 16, sore hari.
Bermaksud menghubungi seorang teman untuk menanyakan tugas sekolah, tak sengaja dia dapati sebuah video menampakkan tubuh sang ayah bersama wanita muda entah siapa tanpa busana sama sekali.
Dr kuliah kadang iseng" baca blog ini, selalu menikmati kata demi katanya....
ReplyDeleteTerimakasih
numpang promote ya min ^^
ReplyDeleteBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*E*W*A*P*K
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)