Ada saatnya sesuatu yang kau lupa akan lebih baik jika kelak kau sendiri yang mengingatnya. Sebab hati manusia bagaikan museum menyimpan banyak kenangan. Museum yang baik menata artefak paling bersejarah, menyusun papirus pentingnya dengan tepat memilah-milah. Museum yang baik akan tau mana yang masih perlu diletakkan di tempat prioritas, dan mana yang dibuang saja ke gudang. Bagaimana dengan kenangan luka karena kematian? Bukankah setiap pertanyaan selalu turun bersama jawabannya. Dan untuk mempertemukan keduanya cuma waktu yang dibutuhkan. Hargo Dumilah, 2012. Ini kali pertama aku mendaki. Keluh bercampur peluh seperti memuai bersama gurat-gurat putih awan melayang di kejauhan. Kau tau, ketika kekasih berada jauh, sang rindu tambah ingin direngkuh. Bersamaan dengan pudarnya bayang wajahmu diantara kepulan rokokku, aku turun. Tinggal beberapa langkah kami ber 5 sampai di pos 3. Dering ponsel terdengar nyaring menyampaikan pesan yang di...
Kenapa harus berlari jauh kalau terkadang ketenangan kecil justru yang memberi kebahagiaan