Selamat malam tuan berpayung yang mungkin semakin jauh
...............................
Diantara hujan aku menari. Dengan gaun hitam yang sudah
basah kuyup sedari tadi. Hujan disini tak pernah reda, entah dimana si muara.
Tapi selalu jatuh lalu hilang ujung alirannya. Di pinggir trotoar, ada kamu berdiri,
tuan berpayung yang senyumnya tak pernah gagal membuatku jatuh hati setiap hari.
Selalu, kamu menikmati tarianku dan aku akan dengan senang hati memberi bersama
hujanku.
Lalu suatu hari kamu melangkah mundur. Takut baju putihmu
ternodai. Sedangkan aku kadung tak dapat berhenti. Hingga kita semakin jauh
menepi.
“Harusnya aku tak terlanjur menyukai tarianmu.”
“Harusnya aku pun tak terlanjur menari untukmu.”
Kemudian kita menangis berdua.
Mungkin suatu hari, aku akan benar-benar lelah menari, atau
kamu yang kedinginan di bawah hujan dan memutuskan benar-benar pergi.
Karena kita tak akan pernah sampai hati, untukku mengajakmu
menari di bawah hujan, atau kamu memayungiku agar tidak basah lagi. Mungkin tak
akan... Mungkin...
Untuk kamu di kamar ujung dengan kalung salibmu
Dari perempuan bertasbih yang kamu kira perhatiannya hanya mainan
Yang kamu kira cintanya hanya bualan
Comments
Post a Comment