Hey pelangi, apa kabarmu hari ini?
Sudahkan kamu pamerkan aneka warna kepadaku pagi ini? Kepadaku saja ya....
Apakah hujan semalam membuatmu takut? Dingin ya? Tenang, biar doaku menghangatkanmu
Bagaimana bisa aku setenang ini? Ya karena aku sudah melihatmu pelangi
Semalam hujan turun begitu lebatnya. Bahkan aku tak bisa melihat bayangmu dari balik jendela kamarku. Aku terdiam disudut. Sampai ada tangan hangat membenahkan selimutku dan aku terlelap.
Pada suatu pagi aku bangun dan melihat warna-warna dari luar sana. Mataku yang semalam sembab kini sudah berbinar lho.
Langit dini tadi begitu gelap, bahkan menutup inderaku sampai aku kaku. Kemudian pelan-pelan awan bergeser ke utara.
Sudah aku bilang kan, aku takut hujan. Tapi aku suka setelah hujan reda. Bau tanah basah, langit yang mulai terang, dan genangan air di jalanan yang memainkan pantulan wajah-wajah kota.
Hey pelangi...
Kini aku tak takut lagi dengan badai seperti apapun. Karena cara terbaik menghadapi badai adalah dengan melewatinya sampai akhir. Dan diujung sana pasti ada pelangi yang menunggumu untuk berbinar kembali.
Kamu itu satu, tapi berbeda warna. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Beda-beda kan? Justru itu yang buat kamu indah. Kamu itu.. ah sudahlah. Pokoknya kamu indah
Kamu itu satu, tapi berbeda warna. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Beda-beda kan? Justru itu yang buat kamu indah. Kamu itu.. ah sudahlah. Pokoknya kamu indah
Badaiku terlewati, masalahku selesai, dan kamu menungguku dengan sebuah pelukan hangat. Biar hujanku reda, biar kemarin aku meringkuk ketakutan, tapi kini ada kamu... pelangiku. Yang selalu setia menunggu hujan reda :)
Comments
Post a Comment