Skip to main content

Barasukma (24)

Jangan menyesali sakit hati, toh kamu akan jatuh cinta lagi.

Beberapa dari mereka heran berapa kali aku dikatakan dekat dengan orang. Susah menjadi perempuan. Menangisi patah hati, dianggap menyedihkan. Mencoba membuka diri, dikira gampangan. Mau memilih bertahan pada keragu-raguan? Berjuang meski disakiti berkali-kali? Atau menunggu dia kembali padahal kamu tidak tahu apa dia tidak mendekati wanita baru? Tragis. Tentu aku bukan manusia yang demikian. Aku lebih memilih  menyudahi secara terang-terangan. Perkara setelahnya aku bertemu pria baru,  itu urusan Tuhan.

Singkat cerita aku bertemu kamu. Awal yang gengsi karena mindset "Halah, palingan kamu juga setipe dengan pria di luar sana." Brengseknya aku jatuh cinta lagi. Serasa seperti ingin membuat jutaan sajak romantis tapi berujung pada jijik sendiri.

Ingin juga rasanya aku tulis deretan kebaikanmu seperti pria paling mempesona di dunia. Tidak jadi. Malu. Nanti kalau tiba-tiba aku sedang marah eh tidak sengaja memaki, kan tidak lucu. Atau bagaimana jika kamu terhasut godaan setan, berselingkuh, melirik wanita cantik, dan lain sebagainya? Aku merasa dikhianati padahal sebelumnya kamu bak pangeran berkuda putih yang aku puja dalam puisiku. Pasti yang pernah membacanya berkata dalam hati "Makan tuh sajakmu!"

Semoga tidak ya.

Intinya aku tahu kamu pria baik saat ini, semoga seterusnya. Terima kasih sudah membuatku jatuh cinta lagi. Bekerja keraslah. Bersetialah. Segera pulang dan bawa uang untuk modal acara resepsi... Lalu nikahi aku.

Comments

  1. numpang promote ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Untuk Perempuan Yang (Pikirannya masih) Sedang Di Pelukan

"Jika yang suci selalu bening, maka tidak akan pernah ada kopi di antara kita." - Sujiwo Tedjo. Perempuan di depanku memandang kosong menembus kaca yang dibasahi bulir-bulir hujan di luar. Sudah berapa prosa yang di dalamnya terdapat adegan seseorang memandangi jendela? Nyatanya keheningan seolah menitip pesan untuk sepi pada setiap tatapan kosong yang pikirannya sedang dikembarakan. Sepi seperti telah menipuku dengan damai. Padahal aku menangkap jelas bagaimana sulitnya perempuan ini berdamai dengan lukanya sendiri. Tak pernah ada yang benar-benar baru, kan? B ahkan untuk sebuah harapan yang benar-benar tersembunyi pada palung hati sekalipun. Tebuat dari apa hati perempuan ini? Kenapa sulit sekali menerima kenyataan yang memang sering tak sesuai keinginan. Tiba-tiba meja di depan kami terasa begitu luas. Sampai aku tak bisa menjangkau perempuan yang sedihnya bisa membuatku kehilangan separuh nyawa agar bangun dari lamunannya. ”Kamu baik-baik saja?” tanyaku...

Perempuan dalam Kamar

"Mas, bangun. Jam piro iki.". Sirine macam apa itu yang mampu membuat jiwaku yang sedang melayang-layang langsung kembali ke peraduannya. Oh, rupanya suara ibuku. Sudah pukul setengah tujuh pagi. Entah berapa jam bersama perempuan itu, sampai aku dibuatnya menyerah. Mataku berat, tapi cukup dapat melihat celanaku sudah basah. Lalu aku bangkit dan menuju kamar mandi. Menyirami sisa-sisa peluh bekas gulatan tadi malam. Di kantor sebelum jam makan siang. Ketika melewati lobi, aku melirik ke lekuk wajah perempuan di belakang meja kerjany. Entah menyadari lemparan pandanganku atau memang dia juga ingin menatapku, sedetik kemudian mata kami beradu. Dia tersenyum manis, sangat manis, seperti senyum yang aku lihat dalam cumbuan itu. Aku melangkah mendekat, sembari mengingat isi dompet yang mungkin cukup untuk mengajaknya makan siang bersama. Tinggal beberapa meter, tapi sialnya... "Ayo kita makan.". Rekan kerjaku mengecup mesra keningnya. Mereka bangkit, melengga...

100 Hari Tanda Orang Mau Meninggal

Innalillahi wa innailaihi rojiun, datang dari Allah dan selalu kembali kepada-Nya, semoga kita selalu menjadi orang-orang yang selalu mengingat-Nya dan beruntung serta saling mengingatkan. Tanda 100 hari mau meninggal…. Ini adalah tanda pertama dari Allah kepada hamba-Nya dan hanya akan disadari oleh mereka yang dikehendaki-Nya. Walau bagaimanapun semua orang Islam akan mendapatkan tanda ini, mereka ada yang sadar dan ada yang tidak. Tanda ini akan berlaku lazimnya sholat Ashar. Seluruh tubuh yaitu dari ujung rambut hingga ke ujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan menggigil. Contohnya seperti daging lembu yang baru disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti. Kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar. Tanda ini rasanya lezat dan bagi mereka yang sadar dan berdetik dihati bahwa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sadar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesadaran atau merek...