Skip to main content

Padamlah Resah, Sebab Masa Lalu Tak Selalu Salah


Hubungan bukan sekadar perkara berjalan bersama namun juga ikhlas menerima keduanya.

Ikhlas. 

Satu kata di Kamus Besar Bahasa Indonesia yang sungguh sangat berat maknanya. Ikhlas bukan sesuatu yang kau ucapkan. Ikhlas bukan pula sebatas berkata “Iya” pada sesuatu yang sedang dihadapkan. Ikhlas adalah masalah hati, seberapa sanggup dia menjadikan sesuatu tidak terlalu dipermasalahkan dan tidak membebani. Ikhlas bukan pula sekadar melepas seseorang yang pergi, namun juga menerima waktu yang terlanjur berlalu. Dua orang dalam sebuah hubungan tentu memiliki dua kehidupan masing-masing sebelumnya. Hingga pada akhirnya mereka dipersatukan rasa. Bagaimana jika waktu itu ada bahkan sebelum kalian saling bertemu? Seperti masa lalu. 

Ingatan siapa yang tak gerah diselimuti bayang-bayang kabut masa silam. Bagaimana bisa melangkah maju jika masih ada beban berat menggantung di pijakan kalian. Mengapa meneruskan jika masih menyimpan sakit yang tidak berkesudahan? Tanyakan pada hatimu barang sebentar. 

Sudahkah kamu menerima masa lalu pasangan?  

Tidak pernah cukup segala yang dipunya jika terus saja kau kutuk masa lalunya. Ingatkan dirimu sendiri pada setiap moment yang kalian lewatkan bersama. Sebab sesederhana-sederhananya bahagia adalah mampu menerima. Beberapa hal tidak dapat kembali, seperti maut, ucapan, dan waktu yang kadung berlalu. Waktu membawa serta cerita dan kesempatan untuk disimpan dan beberapa tidak bisa diulang. Cerita itu adalah kisah hidup. Kisah hidup bukan buku, yang bisa kau edit semaumu. Setidaknya kau bisa merencanakan apa yang ingin kau ceritakan namun tidak mampu menghapus apa yang terlanjur tertulis di belakang. Cobalah melihat seberapa besar usahanya sekarang bersamamu, bukan apa yang sudah dia lakukan di masa lalu. Berhentilah menghakiminya dengan lancang jika dia saja sadar tidak ingin kesalahannya terulang. 

Jika kau tak ingin terluka karena masa lalunya, berhenti berfikir sebatas itu saja. Jangan habiskan waktu untuk mencari tahu. Mungkin dia tidak berniat menutupi, justru ingin menghapus apa yang sudah berlalu. Kalaupun kau perlu penjelasan, tanyakan seperlunya. Tidak perlu menyalahkan dan mengungkit hal yang sama. 

Biarkan luka itu sembuh tanpa perlu di sentuh. 


  • Kembalikah dia seperti dulu? Menggagukah orang-orang yang sempat singgah sebentar itu? Menyakitkankah mengetahui dia tidak sebaik pikiranmu? Terjadikah? Ketakutanmu hanya akan mengurung dirimu sendiri. Sebaik apapun dia, percuma jika terlanjur buruk dia berperan dalam pikiranmu. Hubungan kalian, hanya kalian yang tahu. Seberapapun sering orang menasehatimu, tiap-tiap hati selalu punya solusinya sendiri. Bicarakan berdua bersamanya. 

Tenanglah. Cinta tahu benar apa yang musti dia perjuangkan.
 

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Perempuan Yang (Pikirannya masih) Sedang Di Pelukan

"Jika yang suci selalu bening, maka tidak akan pernah ada kopi di antara kita." - Sujiwo Tedjo. Perempuan di depanku memandang kosong menembus kaca yang dibasahi bulir-bulir hujan di luar. Sudah berapa prosa yang di dalamnya terdapat adegan seseorang memandangi jendela? Nyatanya keheningan seolah menitip pesan untuk sepi pada setiap tatapan kosong yang pikirannya sedang dikembarakan. Sepi seperti telah menipuku dengan damai. Padahal aku menangkap jelas bagaimana sulitnya perempuan ini berdamai dengan lukanya sendiri. Tak pernah ada yang benar-benar baru, kan? B ahkan untuk sebuah harapan yang benar-benar tersembunyi pada palung hati sekalipun. Tebuat dari apa hati perempuan ini? Kenapa sulit sekali menerima kenyataan yang memang sering tak sesuai keinginan. Tiba-tiba meja di depan kami terasa begitu luas. Sampai aku tak bisa menjangkau perempuan yang sedihnya bisa membuatku kehilangan separuh nyawa agar bangun dari lamunannya. ”Kamu baik-baik saja?” tanyaku

Barasukma (18)

Ada yang mengapung di dalam mataku. Sesuatu seperti luka. Tapi riaknya terlalu kecil untuk membuatmu sadar bahwa rindu kita telah tercemar. Aku menyimpan semua rapat-rapat. Hanya untuk menunggu waktu yang tepat. Mengirimimu kartu ucapan bergambar darah dengan sebuah tulisan berbunyi 'terlambat'.

Taraa.. This is Tribal Trends

“Sist, aku mau crop tribalnya ya. Ready kapan?”             Yang gila fashion pasti tau dong motif tribal. Motif tribal lagi happening nih. Para desainer juga lagi berlomba-lomba buat menciptakan busana dengan motif tribal. Mulai dari sekadar kaus, rok, blazer, tas, turban, wedges, sampai garskin! Tapi tau nggak sih gimana asal- usul si tribal ini? Penasaran? Let see… Tribal dalam arti kata bahasa inggris artinya kesukuan. So, tribal mencerminkan tentang motif kesukuan seperti gambar rusa, pohon, dll. Hampir mirip sama Indian style tapi bedanya Tribal lebih menonjolkan corak garis garis yang sejajar dan lebih bermacam warna. Sedangkan Indian Style cenderung berwarna gelap dan cokelat. Nah, karena tribal merupakan motif kesukuan berarti motif-motif khas daerah di Indonesia juga bisa dikategorikan sebagai motif tribal. Motif tribal ala Indonesia juga banyak banget. Ada corak suku dayak, tenun ikat, tenun todo