kumatangkan sendu pada deret bangku panjang
dan riak sungai ingatan di senarai dedaun jatuh
aku wanita yang dengan mudah kamu dapatkan
yang gemar cengeng menangis sesenggukan
aku memeluk tanah berhumus
aku mencabik-cabik muka buruk yang pernah kau kutuk
bukanlah berparas menawan dan bergelimangan tubuh ini
...mengubur diri
bersama ratusan lirik prosa luka yang menyenandung puisi
hilang sudah dialog puja puji
airmata malam memandikanku dalam ketelanjangan
lemparkan saja tubuh ini
seperti bangkai pada kerumunan anjing agar mereka tak kelaparan lalu mati
satu per satu rasa tanpa jeda sekedar mengeja satu nama
ku tulis rangkai kata pada jiwa terpalung
ba’da ahad kala pagi dini berkabut
aku bukan wanita yang bertahun-tahun kau tunggui kehadirannya
tiba-tiba saja ingin kutulis sebuah resah dengan matamu
seketika itu terhenti di riuh dadaku
lantas membuatnya tergetar napas jenak terhentak-henti
tuas jantung berdetak lebih degup
membuat segalanya seolah menjadi lebih gigil menjelma lebih gugup
bahkan bukan yang kau rela dimiliki orang lain namun mendatangimu ketika butuh pundak sementara
wanita biasa ini menbunuh dukanya sendiri
memporak porandakan harga diri
demi mempertahankanmu tetap di sisi
dan riak sungai ingatan di senarai dedaun jatuh
aku wanita yang dengan mudah kamu dapatkan
yang gemar cengeng menangis sesenggukan
aku memeluk tanah berhumus
aku mencabik-cabik muka buruk yang pernah kau kutuk
bukanlah berparas menawan dan bergelimangan tubuh ini
...mengubur diri
bersama ratusan lirik prosa luka yang menyenandung puisi
hilang sudah dialog puja puji
airmata malam memandikanku dalam ketelanjangan
lemparkan saja tubuh ini
seperti bangkai pada kerumunan anjing agar mereka tak kelaparan lalu mati
satu per satu rasa tanpa jeda sekedar mengeja satu nama
ku tulis rangkai kata pada jiwa terpalung
ba’da ahad kala pagi dini berkabut
aku bukan wanita yang bertahun-tahun kau tunggui kehadirannya
tiba-tiba saja ingin kutulis sebuah resah dengan matamu
seketika itu terhenti di riuh dadaku
lantas membuatnya tergetar napas jenak terhentak-henti
tuas jantung berdetak lebih degup
membuat segalanya seolah menjadi lebih gigil menjelma lebih gugup
bahkan bukan yang kau rela dimiliki orang lain namun mendatangimu ketika butuh pundak sementara
wanita biasa ini menbunuh dukanya sendiri
memporak porandakan harga diri
demi mempertahankanmu tetap di sisi
Comments
Post a Comment