Skip to main content

Lelakiku

Untukmu, lelakiku.
Tuan pemilik seonggok gengsi dan rindu yang begitu dalam.

Kusuguhkan pengantar rindu ini melalui sepenggalan malam.
Ketika bulan larung dan gigil dingin merikuk pada remang.

Lelakiku yang cinta tapi keras kepala

Binar mata masih berjejal dengan serangkaian bisik yang terdengar samar semalam. Bersama sepuntung rokok dan kamu yang selalu marah manakala aku tiba-tiba batuk di antara tidur. Lalu memicingkan larangan dengan letupan cinta yang belum padam.

Lelakiku yang utuh tapi selalu mengeluh 

Aku menahan tawa. Lantaran kerutan alismu pada buncit tiap kali menatap pantulan cermin di lemari. Seberapapun kamu merasa gersang dengan ambisi fisik, hujan pujian tak pernah khatam bersama peluk yang menyegalakanmu.

Lelakiku yang satu tapi selalu cemburu

Aku menyerah, pada murkamu yang seolah memamah sajak-sajak patah. Kemari, rebahkan resahmu di atas pangkuanku dan lelaplah. Kediamanmu membuat huruf-huruf berhamburan di rahim puisi tak lagi melahirkan sajak kecuali keheningan.

Lelakiku yang penurut tapi pantas kuanut 

Aku menemukan deru di antara putus asa. Membuatku berani memilah hari hingga berpetak-petak. Menitipkan angan pada tiap kotaknya untuk sama-sama kita aminkan. Lalu menguncinya rapat-rapat agar tak tercecer pertikaian kecil kita suatu saat, agar kita tetap ingat

Lelakiku yang membaca tapi diam saja

Cium keningku, lalu katakan kamu menyayangiku dalam pelukan semalaman

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Perempuan Yang (Pikirannya masih) Sedang Di Pelukan

"Jika yang suci selalu bening, maka tidak akan pernah ada kopi di antara kita." - Sujiwo Tedjo. Perempuan di depanku memandang kosong menembus kaca yang dibasahi bulir-bulir hujan di luar. Sudah berapa prosa yang di dalamnya terdapat adegan seseorang memandangi jendela? Nyatanya keheningan seolah menitip pesan untuk sepi pada setiap tatapan kosong yang pikirannya sedang dikembarakan. Sepi seperti telah menipuku dengan damai. Padahal aku menangkap jelas bagaimana sulitnya perempuan ini berdamai dengan lukanya sendiri. Tak pernah ada yang benar-benar baru, kan? B ahkan untuk sebuah harapan yang benar-benar tersembunyi pada palung hati sekalipun. Tebuat dari apa hati perempuan ini? Kenapa sulit sekali menerima kenyataan yang memang sering tak sesuai keinginan. Tiba-tiba meja di depan kami terasa begitu luas. Sampai aku tak bisa menjangkau perempuan yang sedihnya bisa membuatku kehilangan separuh nyawa agar bangun dari lamunannya. ”Kamu baik-baik saja?” tanyaku

Barasukma (18)

Ada yang mengapung di dalam mataku. Sesuatu seperti luka. Tapi riaknya terlalu kecil untuk membuatmu sadar bahwa rindu kita telah tercemar. Aku menyimpan semua rapat-rapat. Hanya untuk menunggu waktu yang tepat. Mengirimimu kartu ucapan bergambar darah dengan sebuah tulisan berbunyi 'terlambat'.

Taraa.. This is Tribal Trends

“Sist, aku mau crop tribalnya ya. Ready kapan?”             Yang gila fashion pasti tau dong motif tribal. Motif tribal lagi happening nih. Para desainer juga lagi berlomba-lomba buat menciptakan busana dengan motif tribal. Mulai dari sekadar kaus, rok, blazer, tas, turban, wedges, sampai garskin! Tapi tau nggak sih gimana asal- usul si tribal ini? Penasaran? Let see… Tribal dalam arti kata bahasa inggris artinya kesukuan. So, tribal mencerminkan tentang motif kesukuan seperti gambar rusa, pohon, dll. Hampir mirip sama Indian style tapi bedanya Tribal lebih menonjolkan corak garis garis yang sejajar dan lebih bermacam warna. Sedangkan Indian Style cenderung berwarna gelap dan cokelat. Nah, karena tribal merupakan motif kesukuan berarti motif-motif khas daerah di Indonesia juga bisa dikategorikan sebagai motif tribal. Motif tribal ala Indonesia juga banyak banget. Ada corak suku dayak, tenun ikat, tenun todo