Setiap yang hidup pasti akan mati. Seperti sepasang cover buku di pangkuangku sore ini. Begitu memutuskan membuka, suatu saat pasti akan ada waktu dimana aku selesai membaca dan memutupnya kembali. Begitupun kamu. Begitupun aku. Kita ini tokoh dari lembaran kisah dengan Tuhan sebagai Sang Maha Sutradara. Bermainlah, berperanlah. Hingga kamu harus turun dari panggung karena waktumu sudah usang. Beberapa dari mereka takut akan kematian. Mungkin karena tak ada yang tau pasti apa yang terjadi setelahnya. Bagiku, itu sebuah kejutan paling besar. Tak ada yang lebih membuat penasaran daripada apa yang akan ku dapati setelah fase itu terlewati. Menuju apa yang dikatakan orang abadi. Sore di Pemakaman tak jauh dari rumah. Dua nisan terjejer kaku di depanku. Kadang aku merasa wajah seseorang yang terbaring di bawahnya tampak begitu dekat saat aku menatap patrian nama di nisan itu. Samar-samar terdengar langkah kaki dan riuh orang. Di ujung sana ada yang hendak dimakamkan. Isak tangis, lantunan...
Kenapa harus berlari jauh kalau terkadang ketenangan kecil justru yang memberi kebahagiaan