Skip to main content

3 Benda dalam Gelap

Disini ada 3 benda
Benda pertama menari dengan anggunnya, gerakan kaki lincah, ekspresi muka tawa
Benda kedua mencengkeram erat benda lain yang masuk didalamnya
Benda ketiga bercahaya, tapi tak mampu bergerak terlalu jauh
Suatu ketika lampu di ruangan itu mati
Benda yang menari itu ketakutan. Seketika ia berhenti menggerakkan kakinya dan meringkuk
Benda kedua menggenggam benda pertama. Benda pertama mulai tenang
Tapi lama-lama genggaman itu berubah menjadi cengkeraman kuat
"Aku ingin menari", benda pertama memohon
Benda kedua tak melepaskan cengkeramannya
Lalu benda ketiga yang hanya mampu berjalan pelan mendekat dengan binar cahaya yang hangat
"Aku ingin menari", pinta benda pertama lagi
Benda kedua merasa ada yang sakit dalam dirinya
"Cengkeramanku terlalu kuat, bahkan aku sendiripun kesakitan". Katanya sambil merenggangkan cengkeraman itu perlahan
Benda pertama terbebas. Dia mendekat pada benda ketiga
Benda ketiga tersenyum
"Menarilah, biarkan aku hanya melihatmu dari sini. Cukup memberimu cahaya yang hangat agar kamu bisa tetap menari, tanpa mencengkerammu"
.............................................................

Yang sulit bukanlah mendapatkan seseorang yang kamu sayangi, tapi bagaimana mempertahankan dia tetap disisimu
Terkadang kamu sudah berusaha terlampau keras
Tapi ketika ia tetap memutuskan untuk pergi
Berhentilah, akan ada seseorang yang memperjuangkanmu nanti
Terlalu berharga ketika kamu memutuskan berjuang untuk seseorang yang bahkan tak berniat untuk tinggal
Bukankah tak ada kisah cinta yang luput dari airmata?
Hey ambisi, berdamailah dengan nurani saat itu juga
Itu sayang? atau rasa ingin memiliki
Keduanya berjalan beriringan, tapi punya maksud tersendiri
Apakah yakin dia lebih bahagia bersamamu?
Apakah yakin pertemuan kalian dituliskan untuk saling mengisi?
Ikhlas itu harus, tapi rasa rindulah yang tak bisa dipungkiri
Kamu tak harus mencari pengganti
Karena setiap cerita punya bagian tersendiri disini, dihati
Jangan memaksa dirimu untuk menutup cerita lama
Biarkan dia memuai perlahan dengan rintik hujan yang perlahan reda
Bukankah kamu harus menunggu hujan reda untuk melihat pelangi?
Hingga hanya segurat memori yang bisa kamu ingat dengan senyum nantinya
Setidaknya sampai kamu berani berkata
"Terima kasih aku sudah belajar banyak, suatu kebahagiaan bisa mengenalmu"
Walau kamu merasa begitu lemah akan rasanya
Percayalah, ketika manusia sepasrah apapun, pasti ada sedikit pinta di dalam hatinya. Tuhan pasti tau itu. Pasti
Yang kamu inginkan belum tentu hal yang kamu butuhkan
Yakini, kamu tak akan tau apa yang akan terjadi besok
Sama halnya kamu tak pernah tau akan bertemu dia
Kamu tak pernah tau perlahan mencintai dia
Kamu tak pernah tau nyatanya ia hanya berlalu melewatimu
Tapi Tuhan Maha Tau yang terbaik untukmu :)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Untuk Perempuan Yang (Pikirannya masih) Sedang Di Pelukan

"Jika yang suci selalu bening, maka tidak akan pernah ada kopi di antara kita." - Sujiwo Tedjo. Perempuan di depanku memandang kosong menembus kaca yang dibasahi bulir-bulir hujan di luar. Sudah berapa prosa yang di dalamnya terdapat adegan seseorang memandangi jendela? Nyatanya keheningan seolah menitip pesan untuk sepi pada setiap tatapan kosong yang pikirannya sedang dikembarakan. Sepi seperti telah menipuku dengan damai. Padahal aku menangkap jelas bagaimana sulitnya perempuan ini berdamai dengan lukanya sendiri. Tak pernah ada yang benar-benar baru, kan? B ahkan untuk sebuah harapan yang benar-benar tersembunyi pada palung hati sekalipun. Tebuat dari apa hati perempuan ini? Kenapa sulit sekali menerima kenyataan yang memang sering tak sesuai keinginan. Tiba-tiba meja di depan kami terasa begitu luas. Sampai aku tak bisa menjangkau perempuan yang sedihnya bisa membuatku kehilangan separuh nyawa agar bangun dari lamunannya. ”Kamu baik-baik saja?” tanyaku...

Barasukma (18)

Ada yang mengapung di dalam mataku. Sesuatu seperti luka. Tapi riaknya terlalu kecil untuk membuatmu sadar bahwa rindu kita telah tercemar. Aku menyimpan semua rapat-rapat. Hanya untuk menunggu waktu yang tepat. Mengirimimu kartu ucapan bergambar darah dengan sebuah tulisan berbunyi 'terlambat'.

Barasukma (27)

Perempuan itu pernah menahan marah. Beberapa orang terhanyut dalam skenario cerita kehidupan pribadinya yang justru mereka buat sendiri. Apa harus menuturkan alasan mengakhiri sebuah hubungan sebelum mulai mengenal pria baru lagi? Dia dihujat. Dia dicaci. Hanya karena dekat dengan pria lalu dengan mudah pergi. Dianggap tukang mempermainkan, tak pernah serius hingga mementingkan perasaan sendiri. Sekali lagi dia hanya menahan marah dengan opini brengsek dari orang-orang yang tidak tahu pasti. Mereka tidak mengerti, seberapa sering dia menangis sesenggukan mendapati riwayat jelajah dari ponsel seorang laki-laki. Bukan perkara seorang selingkuhan atau permainan hati. Melainkan tubuh-tubuh molek dari dalam layar itu dibiarkan tertangkap kamera perekam dengan serangkaian adegan ranjang. Hampir tiap hari dilihat dan mungkin tidak terhitung jari. Perempuan itu masih tak bisa menganalisa logika seorang laki-laki. Bagaimana bisa meliarkan imajinasi pada ratusan video demi kepuasan onan...