Skip to main content

Woman is Wonderful

Taukah kau mengapa wanita diciptakan ?
Penghias……bukan
Pelengkap……bukan
Pemanis…….juga bukan



Mungkin ia terlihat lemah, tp satu tindakannya mampu mengubah sgalanya
Mungkin ia terlihat rapuh, tp kekokohan hatinya melebihi benteng pertempuran
Mungkin ia terlihat tak berdaya, tp keahliannya telah diakui dunia

Ia imenawan melebihi bunga di musim semi
Ia menyejukkan melebihi pantai di musim panas
Ia menenangkan melebihi lagu di musim gugur
Ia menghangatkan melebihi selimut di musim dingin

Ia mampu tertawa bahkan saat ia jatuh
Ia mampu tersenyum bahkan saat hatinya hancur
Ia menangis saat ia haru
Ia menangis saat ia sedih
Ia bahkan menangis saat ia bahagia

Ia memberi saat ia membutuhkan
Ia mengasihi saat ia teraniaya
Ia mempercayai saat ia dikhianati
Ia pun melindungi saat ia ditindas

Ciumannya, mampu menyembuhkan kesakitan
Pelukannya, mampu menghangatkan kedinginan
Airmatanya, mampu meleraikan kemurkaan
Senyumnya, mampu melegakan kelelahan
Tawanya, mampu menenangkan kesepian

Kecantikannya, yg memikat lawan jenisnya
Kelembutannya, yg membuat nyaman orang disekitarnya
Kepandaiannya, yg menjadikan ia ahli bernegosiasi

Tapi satu hal yang kurang darinya
IA TAK MAMPU MENGHARGAI KEINDAHANNYA

Comments

Popular posts from this blog

Untuk Perempuan Yang (Pikirannya masih) Sedang Di Pelukan

"Jika yang suci selalu bening, maka tidak akan pernah ada kopi di antara kita." - Sujiwo Tedjo. Perempuan di depanku memandang kosong menembus kaca yang dibasahi bulir-bulir hujan di luar. Sudah berapa prosa yang di dalamnya terdapat adegan seseorang memandangi jendela? Nyatanya keheningan seolah menitip pesan untuk sepi pada setiap tatapan kosong yang pikirannya sedang dikembarakan. Sepi seperti telah menipuku dengan damai. Padahal aku menangkap jelas bagaimana sulitnya perempuan ini berdamai dengan lukanya sendiri. Tak pernah ada yang benar-benar baru, kan? B ahkan untuk sebuah harapan yang benar-benar tersembunyi pada palung hati sekalipun. Tebuat dari apa hati perempuan ini? Kenapa sulit sekali menerima kenyataan yang memang sering tak sesuai keinginan. Tiba-tiba meja di depan kami terasa begitu luas. Sampai aku tak bisa menjangkau perempuan yang sedihnya bisa membuatku kehilangan separuh nyawa agar bangun dari lamunannya. ”Kamu baik-baik saja?” tanyaku...

Barasukma (18)

Ada yang mengapung di dalam mataku. Sesuatu seperti luka. Tapi riaknya terlalu kecil untuk membuatmu sadar bahwa rindu kita telah tercemar. Aku menyimpan semua rapat-rapat. Hanya untuk menunggu waktu yang tepat. Mengirimimu kartu ucapan bergambar darah dengan sebuah tulisan berbunyi 'terlambat'.

Barasukma (27)

Perempuan itu pernah menahan marah. Beberapa orang terhanyut dalam skenario cerita kehidupan pribadinya yang justru mereka buat sendiri. Apa harus menuturkan alasan mengakhiri sebuah hubungan sebelum mulai mengenal pria baru lagi? Dia dihujat. Dia dicaci. Hanya karena dekat dengan pria lalu dengan mudah pergi. Dianggap tukang mempermainkan, tak pernah serius hingga mementingkan perasaan sendiri. Sekali lagi dia hanya menahan marah dengan opini brengsek dari orang-orang yang tidak tahu pasti. Mereka tidak mengerti, seberapa sering dia menangis sesenggukan mendapati riwayat jelajah dari ponsel seorang laki-laki. Bukan perkara seorang selingkuhan atau permainan hati. Melainkan tubuh-tubuh molek dari dalam layar itu dibiarkan tertangkap kamera perekam dengan serangkaian adegan ranjang. Hampir tiap hari dilihat dan mungkin tidak terhitung jari. Perempuan itu masih tak bisa menganalisa logika seorang laki-laki. Bagaimana bisa meliarkan imajinasi pada ratusan video demi kepuasan onan...