Tuhan yang baik, seseorang pernah menyapa-Mu dengan kalimat seperti ini bukan? Dan aku meniru. Aku meniru bagaimana orang itu berprasangka terhadap-Mu. Aku mencoba percaya, bahwa Engkau memang benar-benar Baik. Tuhan yang baik, malu rasanya ketika aku berdoa tentang seseorang yang sebetulnya belum Engkau janjikan untukku. Ini tentu bukan tulisan indah macam sajak-sajak pecinta. Hanya sebuah upaya barangkali sedikit pengutaraan melalui aksara bisa melegakan sepersekian duka mendalam. Semoga setiap bulir bening yang menetes menjadi doa yang terjabah di antara deretan kata yang baginya mungkin tidak bermakna. Aku makhluk paling payah yang berpikir bahwa akulah orang yang paling terluka. Sungguh betapa kejinya. Berpikir dia jahat dan bersalah tanpa mawas diri tentang sikapku terhadapnya. Terima kasih. sungguh aku berterima kasih Tuhan. Dia masih sudi aku temani sampai sekarang. Aku makhluk paling menyedihkan yang berpikir bahwa akulah orang yang paling berharga. Seorang te...
Kenapa harus berlari jauh kalau terkadang ketenangan kecil justru yang memberi kebahagiaan